SUTOJAYAN – Sebuah langkah progresif dilakukan oleh MI Miftahul Huda Kedungbunder, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar. Madrasah ini menggandeng Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU-IPPNU Kecamatan Sutojayan dalam menyelenggarakan Pelatihan Dasar IPNU-IPPNU (PDII), Ahad (21/9/2025). Kegiatan yang berlangsung dari pagi hingga sore ini menjadi tindak lanjut dari pembentukan serta pelantikan pengurus OSIM MI Miftahul Huda, sekaligus penegasan komitmen madrasah dalam membangun budaya organisasi di tingkat pendidikan dasar.
Kegiatan PDII ini diikuti oleh seluruh pengurus OSIM MI Miftahul Huda yang baru saja dilantik pada 15 September lalu. Peserta merupakan siswa-siswi kelas 4 dan 5 yang sebelumnya terpilih melalui proses pemilihan ketua OSIM dengan mekanisme yang menyerupai pemilu mini. Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa madrasah tidak hanya fokus pada peningkatan akademik, tetapi juga mendorong penguatan karakter dan kepemimpinan sejak usia dini.

Kepala Madrasah, Moh. Ihsanudin, S.H.I, S.Pd.I, menyampaikan bahwa pembentukan OSIM di tingkat MI merupakan inovasi baru yang dilandasi semangat pendidikan karakter. Lebih lanjut, Ia menambahkan bahwa pelatihan ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi merupakan proses pembelajaran kontekstual yang menanamkan nilai-nilai tanggung jawab, kepemimpinan, serta kebersamaan di antara para siswa.
Selama kegiatan PDII, peserta menerima tiga materi utama yang dikemas secara menyenangkan dan mudah dipahami sesuai usia mereka. Sesi pertama diisi oleh DKAC CBP-KPP Kecamatan Sutojayan dengan pembekalan tentang Peraturan Baris-Berbaris (PBB) yang bertujuan melatih kedisiplinan dan koordinasi tim. Materi berikutnya disampaikan oleh Rekan Muhammad Taufiq Asyhari, Wakil Ketua Bidang Jaringan Sekolah dan Pesantren PC IPNU Kabupaten Blitar, yang membahas pengenalan organisasi dan dasar-dasar kepemimpinan secara interaktif, memberi contoh konkret bagaimana OSIM berperan menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan komunikatif. Selanjutnya, PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Sutojayan memberi sesi materi dengan pengenalan IPNU-IPPNU bagi siswa MI, menjelaskan bagaimana organisasi pelajar ini berperan menumbuhkan kader-kader muda NU di tingkat sekolah dan pesantren. Usai ketiga sesi tersebut, dilanjutkan fun games edukatif yang menumbuhkan semangat kerja sama, solidaritas, dan rasa memiliki antarsesama pengurus OSIM.

Menurut panitia, kegiatan ini tidak hanya memberikan wawasan baru bagi peserta, tetapi juga membangun rasa percaya diri bahwa anak MI pun mampu memahami peran dan mempraktikkan nilai-nilai organisasi. Pendampingan langsung dari IPNU-IPPNU menjadi faktor penting dalam memastikan kegiatan berjalan edukatif dan menyenangkan, tanpa menghilangkan nuansa pembelajaran yang bermakna. “Harapannya, anak-anak terbiasa bekerja sama, bertanggung jawab terhadap tugasnya, dan belajar menghargai perbedaan pendapat,” ujar Bu Kiki, salah satu pembina OSIM.
Kepala MI Miftahul Huda Kedungbunder menegaskan bahwa OSIM di tingkat MI bukan sekadar meniru struktur organisasi tingkat atas, melainkan sarana pembelajaran karakter yang menumbuhkan kepemimpinan sejak dini. Dengan kolaborasi bersama IPNU-IPPNU, madrasah berharap dapat melahirkan generasi pelajar yang cakap berorganisasi, berakhlak baik, dan mengenal nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah sejak bangku madrasah ibtidaiyah.

Inisiatif ini sekaligus menunjukkan bahwa pembinaan kader pelajar NU bisa dimulai dari tingkat paling dasar, melalui pendekatan yang menyenangkan, membangun, dan sesuai dunia anak. Dari OSIM kecil inilah, diharapkan kelak tumbuh kader IPNU-IPPNU yang matang, tangguh, dan siap mengemban amanah organisasi dengan jiwa kepemimpinan yang kuat dan berkarakter NU.
Redaksi : Ahnan Rozaq Annauval
Editor : Muhammad Taufiq Asyhari


Leave a Comment